Life,

Wedding Diary : Screening

18.56.00 Eca 2 Comments

"Screening? banyak banget yang mau diikutin, mau nikah aja repot banget sih!" 😣
Ini pemikiran awal saya sewaktu dengar petugas KUA mengatakan kalau screening itu WAJIB diikuti.

Screening atau kursus calon pengantin, nasehat pra-nikah, kursus pranikah, penataran pranikah adalah kursus (iya kursus, berasa kuliah 4 sks 😑) yang diikuti oleh calon pengantin yang isinya nasehat-nasehat untuk bekal pernikahan, dilaksanain selama 2 hari (weekend). Didaerah saya tinggal (read:Pekanbaru), screening adalah salah satu syarat wajib yang harus diikutin untuk mendaftar jadwal pernikahan ke KUA dan sudah dilaksanakan semenjak tahun 2014. 

Dulunya screening ini hanya diadakan di kantor KUA kecamatan tempat menikah, tapi semenjak akhir tahun 2015 tempat screening dipindahkan ke UIN SUSKA di Jl. Ahmad Dahlan di bagian LP2KS (Lembaga Penyuluhan dan Pendidikan Keluarga Sakinah). Dari penjelasan yang disampaikan oleh panitia, screening menjadi syarat wajib dari pemerintah dikarenakan naiknya angka perceraian jadi diharapkan dengan adanya ilmu dasar bisa membantu mengurangi angka perceraian tersebut. 

Karena saya sudah dari jauh hari mendaftar di KUA, jadi gak berasa kerepotan banget nyusun schedule buat screening. Alhamdulillah pacar dikasih izin kerja jadi bisa ngelakuin screening berdua H-45days acara. Untuk jaga-jaga, takutnya pacar gak diizinin pulang, saya menanyakan apakah bisa izin screening ke panitia via telepon (nomornya minta ke petugas KUA), ternyata bisa tapiiii untuk meminta sertifikat tersebut harus mengurus sendiri ke Kementrian Agama, duh makanya pasti ribet dan wanti-wanti pacar buat usahain izin pulang.

Cara mendaftar screening
Saya dan pacar mendaftar pada hari yang sama untuk screening di tanggal 19 - 20 Maret 2016, tapi inget buat datang pagi karena screening akan dimulai jam 08.00 WIB dan yang mendaftar banyak bangeettt. Kalau ada waktu bisa juga untuk mendaftar di hari sebelumnya, buka Senin-Jumat jam 09.00 WIB - 15.00 WIB. Siapin foto 3x4 masing-masing 1 lembar calon pegantin perempuan harus foto menggunakan jilbab, fotokopi KTP masing-masing 1 lembar dan uang pendaftaran sebesar Rp 300.000. Isi formulir lalu serahkan ke panitia, setelah data diterima panitia akan memberikan 2 buah buku yang berjudul "Bunga Rampai Kursus Pra Nikah" isi bukunya sama aja sih cuma 1 edisi cetakan dan 1 nya lagi edisi fotokopi 😅 Panitia juga akan memberikan arah ke kelas mana yang akan diikuti.


Screening ngapain aja? gak ngapa-ngapain kok, cuma duduk manis dan berusaha untuk tidak bosan 😕 Ada 8 sesi yang akan dilalui dalam 2 hari (sabtu dan minggu) dari jam 08.00 - 17.00 WIB, dan ada semacam tes kecil-kecilan yang mudah banget karna pertanyaannya optional dan kalo gak bisa-bisa banget google aja gak ada yang marahhh. Di tanggal yang saya ikuti ada sekitar 3 kelas yang mengikuti screening, dikelas saya dan pacar ada 64 orang (32 pasangan) yang mengikuti, iyaa saya tauu banyak banget emang, udah berasa di-salai didalam kelas itu, panas bangettt sumpah. Dan nanti duduknya dipisah antara laki dan perempuan.

Ada pengalaman yang agak deg-deg serr sih 😬 saya gak tau kalau memang diharuskan perempuan menggunakan rok/busana muslim, dan dengan entengnya saya menggunakan celana jeans dan kemeja. Awalnya sok cuek sih, tapi pas mau daftar langsung ditegur sama ibuk-ibuk panitianya, udah suaranya keras jutek pula "eh kamu ngapain pakai celana? ganti ganti". Iya buk iya saya salah dan saya keluar dari ruangan pendaftar dan akhirnya pacar yang daftarin dan ngurus semuanya 😓 Mau pulang lumayan jauh kan yaa Rumbai-Sukajadi jadi beraniin diri aja buat nanya ke panitia yang bapak-bapak, si Bapak Alhamdulillah baikk, awalnya saya dibecandain disuruh pakai sarung masjid masa haha tapi alhamdulillah saya dibolehin masuk, saya duduk dibelakang paling pojok biar gak kelihatan 😝 Pas istirahat siang bela-belain muter daerah sana buat beli rok.

Setelah perjuangan 2 hari nahan bosen, nahan panas, nahan deritaaa, akhirnya selesaiii dan seneng bangettt. Menurut saya, screening memang sangat membantu untuk mengetahui dasar-dasar tentang pernikahan, apalagi buat calon pengantin pria yang nantinya bakalan jadi imam keluarga.

Di akhir sesi dibagiin sertifikat yang berisi biodata dan foto yang sudah diberikan sewaktu pendaftaran. Tinggal dateng ke kantor KUA lagi deh buat nyerahin fotokopian sertifikatnya di tanggal yang udah ditetapin oleh kantor KUA. Alhamdulillah...

* by the way itu foto 4 tahun lalu, foto buat wisuda, males banget foto lagii 😉

2 comments:

Life,

Wedding Diary : Mendaftar ke KUA

10.30.00 Eca 2 Comments


Dikarenakan saya dan pacar terpisahkan oleh jarak (cieee LDR ciee 😆 ) jadi saya harus pandai-pandai menyiasati kapan harus mengurus tetek bengek untuk pendaftaran ke KUA. Pacar gak bisa nemenin, orang tua sibuk dengan kerjaan, jadi harus turun tangan sendiri lagi ini buat ngurusnya.

Saya berdomisili di Kec. Rumbai Pesisir, Pekanbaru. Alhamdulillah-nya saya dan pacar tinggal disatu kecamatan beda kelurahan, jadi pengurusannya gak terlalu ribet. Walaupun kecamatannya sama tapi kelurahannya beda kok, kalau sama juga berarti pacar lima langkah dong ya hahaha. Dari pengalaman saya sendiri ada beberapa yang perlu banget buat diperhatiin biar gak ribet bolak-balik dan biar gak nambah stresssss 😵

1. Noted tanggal-tanggal yang bisa off duty.
Saya dan pacar sama-sama bekerja, jadi untuk mengurus keperluan cuti rada ribet dan perlu kesepakatan biar bisa cuti diwaktu yang sama. Apalagi pacar bekerja diluar kota jadi saya bisa menentukan kapan screening, foto untuk buku nikah, dll.

2. Urus persyaratan mulai jauh hari.
Dibulan-bulan musim nikah harus cepat ambil langkah nih, bisa-bisa gak kedapatan penghulu kalau urusannya diteledorin apalagi rencana akad nikah di waktu weekend jum'at-minggu. Jadi pastikan untuk mengurus urusan KUA terlebih dahulu baru cetak undangan yaa. Saya sendiri memulai mengurus dari H-2months acara.

3. Tentukan lokasi pernikahan.
Lokasi pernikahan menentukan dimana akan mendaftarkan pernikahan, jadi kalau berbeda kecamatan (sesuai KTP) dengan pasangan maka harus diurus surat pengantar dari kantor KUA kecamatan pasangan, lalu daftarin ke kantor KUA tempat pernikahan akan dilangsungkan.

4. Siapkan dokumen-dokumen penting.
Setelah baca sana-sini sepertinya banyak banget dokumen yang harus disiapkan, tapi lagi-lagi sebenarnya gak seribet yang dibayangkan apalagi bagi saya yang baru akan menikah dan tidak anggota ABRI/POLRI.
CPP = Calon Pengantin Pria
CPW = Calon Pengantin Wanita

  • Fotokopi KTP CPP dan CPW, ini saya lupa nyediain berapa. Seingat saya hanya diperlukan 4 rangkap, 2 rangkap untuk pengurusan ke RT-Lurah, 1 rangkap untuk pengurusan di kantor KUA dan 1 rangkap untuk mendaftar screening. Disiapkan saja lebih dari itu sekalian buat jaga-jaga kan.
  • Pas foto 3x4 warna CPP dan CPW latar belakang merah, 4 rangkap sama seperti fotokopi KTP diatas. Tapi perlu diingat buat CPP agar berfoto menggunakan jilbab, saya gak tau ini peraturan berlaku di seluruh Indonesia, tapi untuk Pekanbaru iya.
  • Fotokopi KK CPP dan CPW, siapkan 2 rangkap untuk pendaftaran ke Kelurahan dan 1 rangkap untuk kpengurusan ke kantor KUA.
  • Fotokopi Akte Kelahiran CPP dan CPW, masing-masing 1 rangkap untuk pendaftaran ke kantor KUA.
  • Fotokopi Ijazah terakhir CPP dan CPW, masing-masing 1 rangkap untuk pendaftaran ke KUA.
  • Fotokopi Buku Nikah Orangtua CPW, 1 rangkap untuk pendaftaran ke KUA.
  • Surat pengantar N1-N7, ini surat bakalan dapat kalau sudah mengurus sampai ke Lurah. 
    • - Surat Keterangan Untuk Nikah (N1)
    • - Surat Keterangan Asal Usul (N2)
    • - Surat Persetujuan Mempelai (N3)
    • - Surat Keterangan Tentang Orang Tua (N4)
    • - Surat Izin Orang Tua (N5)
    • - Surat Keterangan Kematian Suami/Istri (N6)
    • - Pemberitahuan Kehendak Nikah (N7)

5. Proses Pengurusan
Sebenarnya buat ngurus ini gak sepenuhnya saya mengurus sendiri sih, dibantuin pak RT, kebetulan pak RT nya abang ipar (suami kakak sepupu) jadi dibantuin deh buat pengurusan sampai lurah, dikarenakan kerja yang gak mungkin izin-izin mulu dan pak lurah pasti lumayan susah buat ketemunya kalau gak weekday. Tapi secara garis besar begini stepnya:
  • - Ke RT dan RW tempat tinggal untuk mengurus surat pengantar ke KUA
  • - Setelah mendapatkan surat pengantar ke KUA, CPP dan CPW masing-masing harus mengurus surat N1, N2, N4, dan surat keterangan belum menikah ke kelurahan tempat tinggal masing-masing. Dokumen yang dibutuhkan : pas foto ukuran 3×4 (2 lembar), fotokopi KTP CPW dan CPP (2 lembar), fotokopi KK CPP & CPW (2 lembar), dan surat pengantar RT/RW.
  • - Setelah itu surat N1, N2 dan N4 tersebut dibawa ke KUA kecamatan masing-masing untuk didaftarkan. Jika ada surat menumpang nikah, maka surat itu juga perlu dibawa (untuk pasangan yang berbeda kecamatan/provinsi). Dokumen yang dibutuhkan : Surat N1,N2 dan N4, pasfoto 3x4 warna CPP dan CPW, fotokopi KK CPP dan CPW, fotokopi ijazah terakhir CPP dan CPW, fotokopi akte kelahiran CPP dan CPW, dan uang sukarela katanya sih buat ganti biaya map (udah kasih aja biar gampang hehe)
  • - Setelah mengisi formulir, pihak kantor KUA akan mencatat tanggal akad nikah dan memberikan sebuah surat pengantar untuk kembali ke kantor KUA (biasanya dijadwalkan beberapa hari sebelum akad nikah) untuk pengurusan pengisian data buku nikah, foto untuk buku nikah dan pembayaran akad nikah (karena jadwal nikah weekend dan dirumah CPP). Kakak yang bertugas baik banget mau nulisan dikertas apa yang harus saya lakukan selanjutnya, menuliskan nomor yang bisa dihubungi jika ada pertanyaan dan menuliskan hal-hal detail lainnya. Tapi ingat, sebelum kembali ke kantor KUA sesuai jadwal harus melakukan screening terlebih dahulu. Karena salah satu syaratnya adalah fotokopi sertifikat screening.
  • - Lakukan Screening
  • - Kembali ke kantor KUA di tanggal yang sudah ditentukan, serahkan syarat yang belum lengkap dan fotokopi sertifikat screening. Petugas KUA bakalan nyerahin formulir data diri yang harus diisi lengkap. Setelah semua data lengkap, langkah selanjutnya adalah pembayaran sebesar Rp 600.000; yang harus dibayarkan langsung di Bank BRI ke rekening Kementrian Agama. Trus balik lagi ke KUA buat nyerahin fotokopi bukti bayar. Setelah itu ngantri lagi buat foto buku nikah, bayar lagi kalo ga salah Rp 30.000. Setelah foto gak tau ini sesi apa lagi, ada diceramahin gimana tentang pernikahan dan ngaji juga beberapa ayat. Setelah selesai saya nya dipanggil lagi sama petugas KUA nya trus dibisikin "ntar pas acara akad nikahnya kasih amplop ya buat yang datang, sediain 2 amplop, sebagai uang capeknya lah ya dek kalau bisa 2xxn lah per amplop tapi sukarela sih (sambil senyum)" rada kaget sih kok terang-terangan banget 😂 tapi yaudah sih kasih aja deh ntar daripada ribetkan yaa 😕 . Oya, setelah akad nikah ntar bakalan disuruh balik lagi ke KUA buat ngambil buku nikah, siap-siapin uang terima kasih lagi yaaaa 😤

6. Simpan Dokumen dan nomor penting
Sekali lagi untuk jaga-jaga, jangan lupa untuk memfotokopi/scan semua dokumen yang didapat biar ada backup jika sewaktu-waktu dokumen tersebut hilang atau rusak. Dan jangan lupa minta semua nomor telepon dari pihak yang terkait dalam pengurusan, mulai dari petugas kantor KUA tempat mendaftar, nomor panitia screening dan nomor pak KUA nya.

Bagi yang tinggal di Kecamatan Rumbai Pesisir, Pekanbaru-Riau berikut alamat KUA-nya:
Jalan Gabus Raya, Rumbai Pesisir - Pekanbaru
Telp. (0761)52086


2 comments: